Tidak main-main, barang yang diselundupkan adalah senjata api, emas, perak, minyak dan barang-barang berharga yang bernilai ekonomis sangat tinggi.
Ada cerita menarik tentang sosok Adnan Kapau Gani yang sering dipanggil AK Gani. Aksi-aksi penyelundupan yang dilakukan AK Gani telah menyelamatkan Indonesia dari embargo Belanda di awal kemerdekaan.
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bukan berarti situasi langsung enak. Belanda berniat kembali lagi menguasai Indonesia. Lewat Agresi Militer, mereka menguasai sebagian besar Pulau Jawa, Sumatera dan wilayah lain. Ibukota RI terpaksa dipindah ke Yogya.
Baca Juga: Wow...! Hanya Dengan IKAN ASIN, TNI Kalahkan Pemberontak Yang Sulit Ditumpas
Belanda memblokade seluruh pelabuhan dan lapangan udara. Mereka ingin membuat ekonomi Republik muda ini hancur dan kelaparan.
Tapi aksi berani AK Gani dan sejumlah orang-orang berani lain berani menembus blokade militer Belanda. Risikonya sangat besar, pesawat atau kapal yang coba melewati blokade akan langsung ditembak jatuh atau ditenggelamkan. Paling ringan ditangkap dan seluruh muatan yang berharga disita Belanda.
Pertama, Gani menyelundupkan minyak-minyak mentah, dan hasilnya digunakan untuk membiayai birokrasi pemerintahan, termasuk melengkapi senjata militer. Tujuannya buat berjaga-jaga, bersiap menghadapi kemungkinan Belanda menyerang lagi.
Berkat Gani militer Indonesia kala itu memiliki seragam dan senjata, hasil selundupan.
Tak cuma itu, Gani juga menyelundupkan aneka hasil bumi ke Singapura. Bahan mentah seperti karet, kemudian ditukar amuninisi, tekstil dan obat-obatan. Dia juga yang membawa emas dan perak sumbangan dari rakyat Indonesia ke luar negeri untuk kemudian ditukar dengan bahan makanan dan senjata.
"Orang yang menyelundupkan perdagangan emas dan perak itu juga menyelundupkan 8.000 ton karet adalah Dr AK Gani. Belanda memberinya julukan raja penyelundup tapi rakyat Indonesia mengenalnya sebagai menteri perekonomian," puji Soekarno dalam biografinya, Penyambung Lidah Rakyat.
Aksi AK Gani membuat Belanda yang memblokade Indonesia kesal setengah mati. Putra Sumatera Barat yang akhirnya menetap di Palembang ini juga pernah menjabat wakil perdana menteri pada kabinet Amir Sjarifuddin. Lalu menjadi menteri pertanian tahun 1946 hingga 1948.
Gani sempat menjadi Rektor Universitas Sriwijaya tahun 1954. Dia tetap tinggal di Palembang hingga meninggal dunia 3 Desember 1968. Almarhum mantan Ketua MPR Taufik Kiemas selalu menganggap AK Gani sebagai guru politiknya. Atas jasa-jasanya AK Gani diangkat menjadi pahlawan nasional.
Sumber: merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar