Patriot Militer - Pasukan penyelam elite TNI Angkatan Laut telah melakukan hal yang 'gila' kata Lieutenant Commander US Navy, Greg Adams.
Pesawat AirAsia QZ 8501 jurusan Surabaya-Singapura jatuh di Selat Karimata pada Minggu (28/12/2015) lalu. Pesawat milik CEO Tony Fernandez menewaskan ratusan penumpang maupun awak di dalamnya.
Para penyelam gabungan TNI AL membuktikan kehebatannya dalam melaksanakan evakuasi jasad korban AirAsia. Mereka yang sudah terlatih berani mengambil resiko menyelam dengan cuaca ekstrem.
Oleh sebab itu, Lieutenant Commander US Navy, Greg Adams, menganggap pasukan penyelam elit TNI Angkatan Laut telah melakukan hal yang 'gila'.
Atas keberhasilan tim penyelam tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi memberikan penghargaan kepada prajurit TNI yang bertugas dalam operasi pesawat tersebut. Apalagi, katanya, banyak sekali aksi tim penyelam yang dilakukan di luar kebiasaan salah satunya bergantian tabung gas di bawah laut.
"Jadi waktu itu ada prajurit tabung gas nol persen, cuma temannya bergantian. Sehingga mereka melakukan di luar kemampuan manusia," kata Ade Supandi.
Sementara, salah satu penyelam Mayor Marinir Profs Dhegratmen membenarkan aksinya dalam melakukan penyelaman saling berbagai tabung gas oksigen. Pasalnya, tabung gas yang dibawa oleh penyelam melebihi batas waktu.
Berikut wawancara salah satu penyelam dari Denjaka Mayor Marinir Profs Dhegratmen kepada merdeka.com.
Bagaimana perasaan anda mendapatkan penghargaan?
Ini sesuatu yang tidak kita duga ya karena ini perhatian dari sebuah pimpinan terhadap rekan-rekan penyelam yang kemarin ikut tim sar. Perhatian yang begitu besar dari bapak Kasal dan Panglima itu buat kita surprise sekali.
Di sana bapak berapa hari melakukan evakuasi?
Tanggal 31 Desember 2014 sampai 28 Januari 2015. Jadi satu tahun lah. Hehehe
Kendalanya yang dihadapi saat menyelam apa saja?
Kendala yang dihadapi tentunya cuaca kemarin kita sudah bersama-sama. Lalu tingginya ombak saat penyelaman jarak pandang dan arus diatas. sebenarnya kalau aturan menyelam itu kita tak boleh direkomendasikan. Tapi karena tugas kita hadapi saja.
Sebelumnya sudah mengalami kondisi alam seperti di Selat Karimata?
Sepertinya ini termasuk salah satu perairan yang ekstrem ya, tinggi gelombang dan cuaca yang mendadak tidak terlalu lama dari tenang tiba-tiba ombak tinggi ombak bisa mencapai 3 sampai 6 meter. Di sana Panglima mengalami sendiri begitu beliau turun bagaimana kondisi di atas perahu karet tidak bisa melihat ke depan karena saking tingginya gelombang.
Perubahan cuaca bisa mencapai berapa menit sekali?
Oh kita tidak bisa menjadwalkan karena Yang Mahakuasa yang bisa.
Lalu bagaimana anda menilai tanggapan dari tentara luar kalau penyelam kemarin itu 'gila'?
Kita berani dan juga punya perhitungan. Kita tetap memperhitungkan prosedur dan SOP
Jadi penyelam sudah berapa lama?
Saya mulai 2003 sampai sekarang, berarti sudah 12 tahun.
Kata Kasal penyelam di bawah laut tabungnya ganti-gantian sesama penyelam?
Ya memang ini masuk prosedur jadi kalau 2 orang ada di kedalaman tertentu apabila satu orang mengalami kehabisan udara wajib melakukan buddy breathing. Buddy breathing itu melaksanakan joint optis untuk melaksanakan pernapasan di bawah air sudah prosedur. Kalau salah satu habis misalnya dengan anda gitu memberikan perhatian habis maka bergantian dan ada waktu melaksanakan pernapasan di bawah tapi dia setelah itu harus naik.
Waktu menyelam operasi pesawar AirAsia QZ-8501 ada kejadian yang unik tidak? Serta ada tidak kejadian aneh?
Kalau saya pakai logika jadi tidak terlalu. Cuma logikanya itu saja kondisi arus kondisi gelombang termasuk kondisi matahari pada saat petang. Yang saya alami itu saat pengangkatan badan pesawat cuaca bagus, begitu naik sempat terputus tali. Habis itu gelap sekali di bawah. Nggak tahu itu fenomena apa.
Bagaimana anda menilai kondisi di bawah laut Selat Karimata?
Kemarin sebagian ada yang berlumpur dan pasir.
Artinya kondisi dibawah laut keruh?
Air keruh kalau arus di bawah kuat. Kalau arus di bawah nol koma lima cenderung visibilty bisa melihat jarak jauh. Tapi jika di atas 2 knot atau lebih arus akan membawa partikel-partikel air dan lumpur yang di bawah akan terangkat. Itu yang membuat jarak pandang di bawah keruh.
Kondisi jenazah disana saat itu bagaimana? Apakah kondisi jenazah sudah rusak?
Kemarin kalau yang kita alami ada beberapa. Ya kita kan harus hati-hati saat menemukan jenazah banyak yang di atas atap pesawat. Apalagi ada yang sudah lepas dari sabuk pengaman. Jadi di atap body pesawat kita ambil bajunya kalau ambil tubuhnya langsung bisa rawan. Kondisi ada yang sebagian masih utuh karena benturan mungkin sudah patah tulang entah kaki atau tangan, sehingga diambil kondisi tidak utuh.
Waktu mengangkat jenazah takut?
Kita sebulan sekali juga melaksanakan seperti itu. Baik mengambil jenazah di kapal karam atau pesawat.
Sumber: merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar